Q & A: Mengapa kita bisa kesetrum ketika menyentuh orang lain?

Ini adalah pertanyaan dari Fred Young mengenai fenomena kesetrum yang dialaminya ketika menyentuh adiknya:


Selamat malam bang enigma....

Saya baru saja menemukan blog anda dan dari situ saya yakin anda dapat memberi penjelasan atas pengalaman aneh saya. Seringkali saat saya dan adik saya bersentuhan terasa seperti tersetrum listrik. Lebih aneh lagi, ini terjadi tiba-tiba saja yang sering membuat kami kaget. Dan setelah berdiskusi dengan teman, ternyata teman saya juga mendapat pengalaman yg sama dgn saya. Jadi agar tidak membuat penasaran saya minta bantuan bang enigma untuk menjelaskannya.

Terima kasih


Ini adalah sebuah pertanyaan yang menarik. Saya kira, bukan hanya Fred yang mengalami persoalan ini. Sebagian besar dari kita pastilah pernah mengalami setruman listrik statis, walaupun dalam kadar yang kecil.

Perlu diketahui, apa yang dialami oleh Fred bukanlah sebuah kelainan, melainkan sebuah fenomena yang normal dan sangat sering terjadi. Namun, tidak bisa dipungkiri kalau memang ada kasus-kasus listrik statis yang sangat ekstrem. Misalnya yang terjadi pada seorang pria Australia bernama Frank Clewer.

Suatu hari, Frank memasuki sebuah gedung perkantoran untuk memulai wawancara kerja. Ketika ia memasuki gedung tersebut, karpet yang diinjaknya segera terbakar.

"Awalnya terdengar suara seperti kembang api menyala. Lima menit kemudian, karpet itu mulai terbakar." Kenang Frank.

Semuanya menjadi panik dan petugas pemadam kebakaran segera dipanggil. Kebakaran berhasil diatasi sebelum api menyebar ke tempat lain. Ketika kembali ke mobilnya, Frank memegang sebuah plastik dan tidak butuh waktu lama, plastik itu meleleh di tangannya.

Kedengarannya seperti salah satu adegan dalam film Fantastic Four ketika salah satu tokohnya, Johny Storm, menyadari kalau tubuhnya bisa mengeluarkan nyala api.

Lalu, apakah Frank Clewer termasuk salah satu calon superhero masa depan?

Sepertinya tidak.

Dalam kasus Frank, kemampuan itu bukan didapatkannya dari paparan radiasi kosmik luar angkasa, melainkan dari sesuatu yang sangat umum. Ketika petugas pemadam kebakaran melakukan penyelidikan secara menyeluruh, mereka menemukan kalau penyebab kebakaran tersebut adalah pakaian yang dikenakan oleh Frank.

Waktu itu Frank mengenakan jaket yang terbuat dari bahan nylon sintetis dan kemeja wol. Pakaian itu telah menyebabkan Frank menumpuk listrik statis di tubuhnya. Ketika ia berjalan di atas karpet, listrik itu terlepas dari tubuhnya. Inilah yang menyebabkan kebakaran tersebut.

Ketika petugas pemadam kebakaran mengadakan pengukuran dengan alat pengukur listrik, mereka menemukan kalau aliran listrik yang ada di tubuh Frank mencapai 40.000 volts.

Bagaimana semua ini bisa terjadi?

Untuk memahaminya, kita perlu mengerti mengenai listrik statis terlebih dahulu. Jangan kuatir, saya tidak akan membahasnya dari segi teknis yang membingungkan (saya yakin kita telah mendapatkan pelajarannya ketika SD).

Istilah listrik statis itu sebenarnya merujuk kepada listrik yang terkumpul di permukaan sebuah objek. Kumpulan listrik ini akan tetap berada pada objek tersebut hingga ia dialirkan ke bumi atau dinetralisir dengan pelepasan (discharge). Pelepasan inilah yang kita sebut kesetrum.

Prosesnya kira-kira seperti ini:

Semua benda di dunia ini memiliki atom. Apakah itu tubuh manusia ataukah sepatu yang kita kenakan. Setiap atom terdiri dari bagian yang lebih kecil lagi, yaitu proton (positif), elektron (negatif) dan neutron (netral). Diantara ketiganya, elektron adalah yang paling senang berpindah.

Jika jumlah elektron pada suatu benda lebih banyak dibanding protonnya, maka benda itu akan bermuatan negatif. Jika jumlah elektronnya lebih sedikit, maka ia akan bermuatan positif.

Ketika dua objek saling bersentuhan, seperti sepatu yang menyentuh karpet, sebagian kecil elektron dari karpet akan berpindah ke sepatu yang kalian kenakan. Dengan demikian, sepatu itu akan mengalami kelebihan elektron yang membuatnya menjadi bermuatan negatif.

Ketika benda yang bermuatan negatif menyentuh benda yang bermuatan postif, elektron yang jumlahnya berlebih pada benda bermuatan negatif akan melompat ke benda yang bermuatan positif untuk menyeimbangkan muatannya.

Karena itu, misalnya ketika kalian menyentuh sebuah pegangan pintu (yang bermuatan postif), maka elektron dari tubuh kalian akan segera melompat ke pegangan pintu tersebut. Kalian bisa merasakan perpindahan ini dalam bentuk kesetrum.

Kejutan atau setrum ini bisa dirasakan oleh seseorang jika mereka menyentuh sebuah objek yang mampu berfungsi sebagai konduktor, seperti logam, air atau bahkan tubuh manusia lain. Untuk kasus Fred, ia mengalami kesetrum ketika menyentuh adiknya. Hal ini sangat normal mengingat manusia bisa berfungsi sebagai konduktor listrik (Karena itu ketika kalian menyentuh seseorang yang sedang kesetrum listrik, kalian akan ikut kesetrum).

Namun, setrum ini baru bisa dirasakan jika listriknya melebihi 4.000 volt (Tubuh setiap orang memiliki sensitiftas yang berbeda sehingga ukurannya tidak akan sama untuk semua orang). Umumnya, listrik yang terkumpul hanya berkisar sekitar 5.000 volts. Namun dalam beberapa kasus, listrik yang diakumulasi bisa lebih besar. Seperti Frank, yang mengakumulasi listrik statis hingga mencapai 40.000 volt.

Lalu, pertanyaannya adalah, bagaimana listrik statis bisa terakumulasi di tubuh tanpa kita sadari?

Kita hidup di lingkungan yang dipenuhi oleh listrik statis. Sebenarnya, setiap tindak-tanduk kita, seperti berjalan, bersandar di kursi, duduk atau tidur bisa menyebabkan listrik statis terkumpul. Namun, aktivitas-aktivitas semacam ini hanya menghasilkan listrik statis dalam kadar yang kecil sehingga kita tidak bisa merasakan efeknya.

Tetapi, jika beberapa faktor terpenuhi, kadar listrik yang terakumulasi bisa menjadi lebih besar. Dalam kondisi seperti ini, kemungkinan kita menjadi kesetrum menjadi semakin lebih besar juga.

Faktor-faktor tersebut adalah:

1. Pakaian yang kita kenakan

Pakaian yang terbuat dari wol, sutra, bulu, polyester, karet, vinyl, nylon, dan materi sintetis lainnya akan meningkatkan kemungkinan pengumpulan listrik statis. Di Indonesia, mungkin hal ini masih cukup asing di telinga kita. Namun, di negara-negara Eropa, seperti Inggris, persoalan ini sangat umum terjadi sehingga mereka menciptakan produk-produk anti listrik statis untuk pakaian. Misalnya, ada produk yang disebut Static Guard yang umumnya tersedia di tempat-tempat laundry. Kalian bisa menyemprotkan cairan ini ke pakaian untuk mengurangi listrik statis yang menumpuk.

2. Sepatu yang kita kenakan dan cara berjalan kita

Ya, saya tahu, kedengarannya sangat lucu. tetapi, ini adalah sebuah fakta. Jika kalian mengenakan sepatu dari bahan tertentu, seperti karet atau plastik, dan kalian berjalan dengan menyeret kaki atau menggesek kaki ke lantai dari bahan tertentu, kemungkinan berkumpulnya listrik statis menjadi sangat besar.

Metode ini bisa digunakan untuk menggoda teman kalian. Gosoklah sepatu kalian untuk mengumpulkan listrik statis, lalu sentuhlah teman kalian.

Ingatkah kalian ketika kita masih SD dan diajarkan untuk menggosok-gosok sebuah penggaris plastik di rambut kita? ingatkah kalian apa yang terjadi pada penggaris itu? Penggaris itu mampu menarik potongan-potongan kecil kertas. Itulah listrik statis.

Pada banyak perusahaan, karyawan-karyawan yang bekerja di pabrik akan diberikan sepatu khusus untuk dikenakan guna menghindari terciptanya listrik statis yang bisa membahayakan lingkungan kerja atau peralatan elektronik di tempat itu.

Salah satu rumah sakit di South Yorks, Inggris, yaitu Sheffield Teaching Hospital NHS Trust, bahkan telah melarang penggunaan sandal Crocs yang populer itu di lingkungan rumah sakit karena dikuatirkan listrik statis yang tercipta akibat sandal itu bisa mempengaruhi peralatan di ruang operasi rumah sakit. Peraturan ini sedang dipertimbangkan untuk diadopsi oleh rumah sakit lainnya di Inggris.

Jadi, perhatikanlah sandal atau sepatu yang kalian pakai.

3. Lantai rumah atau jalan

Jika lantai rumah kita dilapisi oleh bahan-bahan tertentu seperti plastik, karpet polimer, karpet wol, batu sintetis atau aspal, maka kemungkinan kita mengumpulkan listrik statis menjadi sangat besar. Tentu saja ini harus dikombinasikan dengan penggunaan sepatu atau sandal yang juga mampu mengumpulkan listrik statis dengan sangat mudah.

4. Kelembaban udara tempat kita tinggal

Semakin kering udara, semakin besar kemungkinan listrik statis akan tercipta. Hal ini menjadi masalah yang cukup umum di Inggris ketika musim dingin tiba (Januari - Maret). Pada bulan-bulan itu, udara di atmosfer sangat kering. Kelembaban udara akan turun menjadi hanya 20%. Kondisi ini sangat ideal untuk menghasilkan listrik statis, bahkan tidak peduli bahan pakaian yang kalian pakai.

Karena itu, untuk mengurangi penumpukan listrik statis pada musim dingin itu, penduduk Inggris akan memasang pelembab udara (humidifier) atau ionisasi udara (air ionizer) di rumah mereka. Ketika kelembaban di ruangan mencapai 50% atau 60%, listrik statis akan menghilang. Ini karena lapisan air yang dihasilkan akan membuang elektron-elektron penyebab listrik statis dari tubuh kita.

5. Kondisi kulit kita


Semakin kering kulit kita, maka kemungkinan listrik statis dihasilkan akan menjadi semakin besar. Kembali ke Inggris, pada musim dingin, selain memasang pelembab udara dan mengenakan pakaian dari kain katun, mereka juga menggunakan banyak pelembab kulit untuk mencegah terciptanya listrik statis.

Siapa sangka, selain baik untuk kesehatan kulit, pelembab kulit ternyata juga baik untuk kesehatan jantung.

Sebelum memegang pegangan pintu mobil, untuk mencegah kesetrum akibat listrik statis, kita bisa menyentuh pegangan tersebut terlebih dahulu dengan kunci mobil. Listrik di tubuh kita akan terlepas lewat kunci tersebut.

Jika kita sering mengalami setruman listrik statis, mungkin kita perlu memperhatikan 5 faktor di atas. Namun, saya tidak memungkiri kalau untuk benar-benar mengetahui apa yang terjadi pada Fred, kita perlu melihat kondisi-kondisi yang menyertainya.

Lalu, mungkin ada yang bertanya: Apakah pengumpulan listrik statis di tubuh kita berbahaya?

Untuk efek secara langsung, mungkin tidak. Namun, bisa jadi berbahaya jika ada bahan mudah terbakar di dekat kita ketika listrik statis dilepaskan. Contohnya adalah yang dialami oleh Frank Clewer. Di Cardiff, Inggris, pernah terjadi ledakan gas pada sebuah Yacht yang menyebabkan luka bakar parah pada keluarga pemilik Yacht tersebut. Penyebab ledakan tersebut diduga berasal dari listrik statis yang timbul akibat baju bola yang dikenakan anak mereka yang berusia 13 tahun.

Pada akhirnya, saya kira memang tidak ada salahnya untuk berhati-hati.

Baca juga: Zhang DeKe - Manusia Listrik dari Xinjiang dan Fenomena Street Light Interference yang membingungkan.

Benarkah ada monster di danau Windermere? Foto makhluk yang dianggap sebagai Bownessie muncul ke publik

Legenda Bownessie kembali muncul ke permukaan seiring dengan didapatkannya foto yang menunjukkan sebuah objek dengan empat punuk di danau Windermer.


Danau Windermere adalah danau alam terbesar di Inggris yang terletak di kota Bowness. Ia memiliki panjang 16 kilometer dengan lebar 1,5 kilometer. Kedalamannya adalah 66 meter. Mencari seekor monster pada danau sedalam itu memang bukan tugas yang mudah.

Namun, Tom Pickles, 24 tahun, seorang lulusan IT, berhasil mendapatkan foto yang mungkin menunjukkan makhluk misterius itu. Ia mengatakan kalau makhluk itu berukuran kira-kira sepanjang tiga mobil dideretkan.

"Sangat mengerikan sehingga kami memutuskan untuk segera kembali ke pantai." Katanya.

"Awalnya kami mengira kalau itu adalah seekor anjing. Namun kami melihat makhluk itu jauh lebih besar dan bergerak dengan sangat cepat, sekitar 16 km/jam. Setiap punuknya bergerak diiringi riakan air."

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, penampakan Tom tercatat sebagai penampakan kedelapan makhluk yang disebut Bownessie ini.

Tom mengaku menyaksikan makhluk itu selama 20 detik. Saat itu kondisi danau sedikit berkabut. Ia menambahkan: "Saya bisa melihat kalau makhluk itu memiliki tubuh yang besar karena bayangannya."

"Kulitnya seperti anjing laut, tetapi bentuknya sangat tidak normal - yang pasti tidak seperti hewan manapun yang pernah kulihat sebelumnya."

Teman Tom yang saat itu bersamanya, Sarah Harrington, 23 tahun, berkata: "Bagi saya, makhluk itu terlihat seperti ular yang sangat besar. Ia membuat kami ketakutan."

"Aku hanya melihatnya untuk beberapa detik, namun yang ada di pikiranku adalah bagaimana kami bisa keluar dari danau itu secepatnya."

Tom dan Sarah adalah pasangan yang bekerja pada CapGemini, sebuah perusahaan IT di Shrewsbery. Mereka sedang berperahu di danau ketika melihat makhluk itu.

Foto yang diambil Tom sesuai dengan deskripsi penampakan tahun 2006 yang dilaporkan oleh jurnalis bernama Steve Burnip.

Steve mengaku senang karena akhirnya ada yang bisa mengkonfirmasi penampakannya. Katanya: "Saya tahu apa yang saya lihat dan itu sangat mengejutkan. Makhluk itu memang memiliki empat punuk. Apa yang saya lihat lima tahun yang lalu dengan makhluk di dalam foto ini memang sangat mirip."

Saksi lain yang pernah menyaksikan monster itu adalah pemilik hotel di Windermere, Thomas Noblett. Ia sedang berenang di danau itu ketika mengalami sesuatu yang aneh.

Thomas mengingat kembali kejadian waktu itu:

"Tiba-tiba aku merasakan ada sesuatu yang menyentuh kakiku, rasanya seperti ikan yang besar. Lalu aku terangkat oleh ombak setinggi 3 meter. Aku benar-benar tidak mengerti apa yang sedang terjadi."

Di lain waktu, sekelompok tim pemburu monster sedang menjelajahi danau itu dengan peralatan sonar. Kemudian, mereka menemukan riak air sepanjang 14 meter, namun tidak bisa menemukan apapun pada layar sonar.

Lalu, pada tahun 2010, seorang kru televisi juga melihat dan merekam riak air misterius di danau itu. Tetapi tidak ada yang bisa memastikan apakah riak itu disebabkan oleh Bownessie atau bukan.


Seorang fotografer bernama Linden Adams, 35 tahun, juga pernah memotret objek gelap di dalam air. Adams sedang berjalan-jalan di tepi danau bersama istrinya ketika ia melihat objek gelap itu. Ia memperkirakan objek itu memiliki panjang sekitar 15 meter.

Jadi, foto yang didapat Tom Pickles adalah foto terbaru makhluk misterius itu. Menurut banyak orang, foto Tom adalah foto Bownessie yang terbaik yang pernah didapatkan.

Ketika dimintai pendapatnya, ahli fotografi dari Lancaster, David Farnell, mengatakan bahwa ia tidak bisa menyatakan dengan pasti kalau foto ini adalah sebuah hoax. Ia mengatakan kalau foto ini adalah foto Bownessie dengan kualitas terbaik yang pernah ia lihat.

Namun, ia juga mengekspresikan sedikit keraguan.

"Foto itu tidak terlihat seperti foto yang nyata karena diambil menggunakan ponsel. Ukuran filenya terlalu kecil sehingga sulit untuk menentukan apakah foto itu telah direkayasa atau tidak."

Paling tidak foto yang didapat Tom telah membangkitkan gairah para pemburu monster untuk kembali menjelajahi danau Windermer.

Namun, banyak juga yang skeptis. Misalnya
Dr.Ian Winfield, seorang ahli ekologi dari Universitas Lancaster. Menurutnya hewan dengan ukuran tiga mobil tidak akan bisa bertahan di danau Windermere.

"Ada kemungkinan kalau yang dilihat hanyalah seekor ikan lele besar dari Eropa Timur dan orang-orang telah salah menilai ukurannya."

Nigel Wilkinson, direktur Windermere Lake Cruises, juga setuju. Ia mengatakan kalau perusahaannya telah melayani turis-turis yang ingin menjelajahi danau Windermer selama lebih dari 100 tahun dan mereka belum pernah melihat ada satu hal pun yang aneh di danau itu.

"Kami telah mengangkut 1,3 juta orang - itu sama dengan 2,6 juta bola mata - dan tidak ada satupun dari mereka yang pernah menyinggung mengenai Bownessie."

Pernyataan ini cukup menarik karena umumnya perusahaan yang bergerak dalam bidang pariwisata akan senang dengan publisitas seperti ini.

Ellis Butcher dari dewan pariwisata Cumbria mengatakan sesuatu yang senada dengan Mr.Wilkinson. Namun ia menanggapinya dengan sedikit lebih positif.

"Kenyataannya Windermere dan Bowness adalah tujuan wisata yang sangat populer dan kami tidak butuh tipu muslihat untuk menarik kunjungan wisatawan."

"Namun, ketika musim wisata sudah dimulai pada tahun ini, saya kira, industri pariwisata kita tidak akan dirugikan oleh berita semacam ini."

Baca juga: Misteri monster danau Cameron.

(dailymail.co.uk, news.sky.com)

Misteri penunggang kuda siluman pada kerusuhan Mesir - Penjelasan

Ketika rakyat Mesir berbondong-bondong melakukan demonstrasi untuk menuntut Presiden Mubarak mundur, sebuah bayangan yang terlihat seperti penunggang kuda terlihat berada di tengah-tengah kerumunan massa pada tanggal 4 Februari 2011. Mungkin kalian sudah pernah mendengar berita ini sebelumnya. Rekaman itu terlihat pada siaran berita Euronews, Al Jazeera dan MSNBC. Jadi, jelas rekaman itu bukan sebuah hoax. Tetapi rekaman itu juga tidak menunjukkan seorang penunggang kuda siluman, melainkan hanya sebuah refleksi pada kaca. Ini penjelasannya.

Ini rekamannya. Lihat pada menit 1:19.


(youtube link)

Pertama kali melihatnya, saya melihat ada kecocokan pola dengan sebuah refleksi cahaya pada kaca atau lensa kamera. Tetapi saya akui kalau rekaman ini menunjukkan refleksi paling menakjubkan yang pernah saya lihat.

Tentu saja, tidak semua orang serta merta menerima teori penunggang kuda siluman. Para pengunjung di dunia maya memberikan banyak respon yang berbeda.

Ada yang mengatakan kalau citra itu benar-benar menampakkan sosok yang sesungguhnya. Tetapi bukan penunggang kuda, melainkan penunggang unta. Berdasarkan foto-foto kerusuhan yang didapatkan, para pendukung presiden Mubarak memang menggunakan unta untuk ikut berdemonstrasi.

Tetapi teori ini tidak bisa menjelaskan mengapa citra penunggang unta tersebut terlihat berwarna hijau terang, berbeda dengan warna demonstran lainnya. Jadi, penjelasan ini tidak bisa memberikan jawaban yang memuaskan.

Lalu ada yang beranggapan kalau sang kameraman sebenarnya mengambil rekaman itu dari balik jendela kamar. Di belakang kameraman tersebut, sebuah televisi sedang menayangkan berita mengenai kerusuhan sebelumnya yang menampilkan para penunggang unta tersebut. Layar televisi tersebut kemudian terefleksi pada jendela kaca yang kemudian ikut terekam dalam video tersebut.

Penjelasan ini sangat masuk akal. Namun, kita tidak memiliki buktinya dan saya yakin akan sangat sulit untuk membuktikannya.

Dari sekian banyak tanggapan yang berbeda, mayoritas mereka yang menyaksikan rekaman ini memang percaya kalau citra tersebut adalah refleksi kobaran api pada lensa. Argumen ini didasarkan pada gerakan penunggang kuda yang mengikuti gerakan kamera. Namun, mereka yang berpendapat seperti ini juga cukup heran dan tidak bisa menunjukkan bagaimana api tersebut bisa menghasilkan citra yang luar biasa itu.

Namun, ada satu orang yang bisa memberikan penjelasan dengan sangat memuaskan.

Saya menemukan penjelasan itu di sebuah rekaman video di youtube yang diupload oleh seseorang dengan username punjedi yang sayangnya pada saat tulisan ini dibuat baru disaksikan oleh 2.398 orang. Saya rasa hanya punjedi yang berhasil menjelaskan fenomena ini dengan sangat baik.

Menurut punjedi, rekaman itu bisa jadi diambil dari balik kaca jendela. Bayangan kobaran api yang ada di lokasi demonstrasi telah terefleksi pada kaca jendela. Lensa kamera kemudian membalik refleksi tersebut dan mengubahnya menjadi citra penunggang kuda. Sedangkan warna refleksi yang hijau bisa diakibatkan oleh sumber cahaya lain yang ada di dekat situ.

Sebuah pareidolia yang sangat baik.


Untuk memahami mengapa refleksi bayangan tersebut terbalik dan berubah warna, saya menyertakan sebuah contoh dari rekaman yang lain.

Rekaman di bawah ini diambil dari sebuah arena balap mobil. ketika sebuah mobil mengeluarkan semburan api yang terang, dua refleksi muncul di lensa kamera. Refleksi itu terlihat berwarna merah (berbeda dengan warna api) dan berada pada posisi terbalik (flipped).

Ini screen shotnya.

Dan ini rekamannya:


(youtube link)

Nah, untuk mengerti bagaimana kobaran api bisa menciptakan refleksi tersebut, punjedi menyandingkan rekaman kobaran api dengan rekaman penunggang kuda siluman.

Kemudian ia membalik (flipped) potongan rekaman penunggang kuda siluman tersebut dan memutarnya 180 derajat ke bawah.

Ketika melihat dua citra itu disandingkan, maka akan sangat jelas terlihat kalau kobaran api itu memang bertanggung jawab atas citra penunggang kuda tersebut.

Perhatikan gerakan penunggang kuda dan kobaran api tersebut, keduanya bergerak dengan selaras.

Ini rekamannya:


(youtube link)

Refleksi semacam ini memang biasa terjadi pada sebuah foto atau rekaman yang memiliki sumber cahaya terang dan dalam banyak kasus telah sering disalahartikan sebagai penampakan UFO atau hantu. Contohnya adalah dalam kasus UFO jembatan Suramadu yang sempat menghebohkan pada Juni 2010. Kalian bisa membaca mengenainya disini.

Kembali ke penunggang kuda siluman Mesir, menurut saya, video yang dibuat oleh punjedi telah menjelaskannya dengan baik. Bukankah begitu?


Komentar Pilihan


thepatriot said...

Auch...ada topik menarik, maap baru nimbrung bro E...
Bbuat kawan-kawan yang penasaran kenapa 'pantulan' itu berwarna hijau? teori saya cuma 1... itu adalah hasil refleksi dari COATING lensa kamera.
Coating ini dibuat oleh produsen optik yang gunanya untuk meredam cahaya berlebihan atau cahaya-cahaya yg bisa merusak mata pengguna.

Bendanya sendiri mirip stiker super tipis yg ditempelkan pada sebuah lensa optik, bisa 1 lapis, bahkan bisa sampai 12 lapis (bikinan optik Hoya jepang salah satunya).
Warna dan kualitas coating bermacam-macam...ada yg hijau, ungu, kuning, biru, dll. Kawan-kawan yang pada pake kacamata pasti memahami hal ini :)

Coating ini biasa diaplikasikan pada kacamata, lensa kamera, teleskop, mikroskop, dll
. Jadi pada video di atas, menurut saya cahaya yg dihasilkan kobaran api itu akan merefleksikan coating warna hijau, entah kenapa hanya hijau yg tampak 'nyata' (bukan ungu, biru, kuning, dll). Bro-bro yg ahli fisika pasti lebih mengerti hal ini :)

Kalau masih bingung penjelasan saya, silakan saja googling dgn keyword : coating lens, optical flare, optical ghosting
. Yang jelas nggak ada yg mistis hal-hal di atas, hehe :D

Just my 2 cents bro E

salam,

Ragil SP


March 13, 2011 9:02 PM

Random Event Generator - Bisakah sebuah mesin memprediksikan peristiwa masa depan?

Apakah kita bisa mempengaruhi sebuah mesin dengan kekuatan pikiran kita? Sejumlah ilmuwan dari berbagai negara percaya kalau jawabannya adalah ya. Hasil dari keyakinan ini adalah sebuah mesin yang bernama Random Event Generator yang bahkan mampu melakukan sesuatu yang tidak diduga sebelumnya, yaitu meramalkan terjadinya sebuah peristiwa besar seperti serangan 11 September.


Awalnya, Random Event Generator atau REG dikembangkan bukan untuk meramal. Kemampuan itu ditemukan tanpa sengaja ketika para peneliti mencoba untuk melihat efek pikiran populasi dunia terhadap mesin tersebut.

Walaupun terdengar seperti sebuah pandangan mistik, ide untuk melakukan eksperimen ini datang langsung dari seorang peneliti Princeton University bernama Dr.Roger Nelson. Dr.Nelson sendiri adalah seorang ahli psikologi eksperimental di universitas ternama itu.

Pada pertengahan tahun 1990an, ia memulai eksperimen ini dengan hipotesis kalau proses berpikir setiap orang di planet ini akan membentuk sebuah "kesadaran global" yang dapat berinteraksi dengan sebuah perangkat keras sehingga bisa mempengaruhi output perangkat tersebut. Sebagian orang menyebut "kesadaran global" ini dengan julukan "pikiran Tuhan".

Dr.Nelson mendapatkan inspirasinya dari penelitian Prof. Robert Jahn (Juga dari Princeton University) yang pada tahun 70an telah melakukan penelitian untuk mengetahui apakah pikiran manusia bisa mempengaruhi sebuah mesin.

Bedanya, Dr.Jahn melakukan eksperimen ini dalam skala mikro. Ia meminta beberapa sukarelawan untuk memproyeksikan pikiran mereka ke sebuah mesin yang secara terus menerus mengeluarkan output berupa angka nol dan satu. Hasilnya cukup mengejutkan. Output yang dihasilkan oleh mesin mengalami anomali sehingga Prof.Jahn menyimpulkan kalau pikiran manusia memang bisa mempengaruhi sebuah sistem fisik seperti mesin.

Dr.Nelson yang terinspirasi kemudian mencoba untuk menerapkan eksperimen ini dalam skala yang lebih besar. Lalu ia membuat sebuah mesin atau "kotak hitam" yang juga menghasilkan output berupa angka nol dan satu secara acak. Mesin ini dipasang di berbagai negara dan terhubung dengan sebuah server di Laboratoriumnya di Princeton.


Jika mesin itu tidak mendapatkan pengaruh dari luar, maka output yang dihasilkan tidak akan berubah, dengan kata lain tetap acak. Walaupun acak, hukum probabilitas akan menyebabkan mesin itu mengeluarkan angka nol dan satu yang hampir sama banyak sehingga grafik yang dihasilkan hanya berupa garis lurus.

Namun, ketika kesadaran global muncul, mungkin akibat terjadinya sebuah peristiwa besar, output yang dihasilkan tidak akan acak lagi. Misalnya, angka satu mungkin akan lebih sering muncul sehingga menghasilkan sebuah lonjakan tajam di dalam grafik (spike).

Jadi, Dr.Nelson hanya perlu memperhatikan lonjakan tersebut dan melihat korelasinya dengan peristiwa nyata yang sedang terjadi di dunia.

Perlu diingat kalau mesin ini tidak memiliki sensor untuk menangkap sinyal ataupun gelombang apapun dan benar-benar dibuat hanya untuk melihat apakah pikiran manusia yang abstrak mampu mempengaruhi sebuah benda fisik.

Awalnya, Dr.Nelson hanya memiliki 40 mesin REG di seluruh dunia yang terhubung dengan server di Princeton. Mesin-mesin ini terus menghasilkan jutaan output secara konstan, kebanyakan hanya terlihat seperti garis lurus.

Lalu, pada tanggal 6 September 1997, sesuatu terjadi!

Output mesin REG-nya menghasilkan sebuah spike. Kebetulan, pada hari itu, sekitar satu milyar penduduk dunia sedang menyaksikan secara langsung pemakaman putri Diana lewat televisi. Jadi, diasumsikan kalau sebuah perubahan dalam emosi global telah tercipta dan mempengaruhi output mesin REG.

Dr.Nelson takjub!

Apa yang disaksikannya mungkin telah meneguhkan hipotesisnya.

Melihat hasil yang luar biasa ini, ia memutuskan untuk meminta bantuan dari rekan-rekan penelitinya. Karena itu, pada tahun 1998, ia mengumpulkan sekitar 100 ilmuwan dari seluruh dunia dan memulai sebuah eksperimen yang disebutnya Global Conciousness Project (GCP, yang kadang juga disebut sebagai EGG Project).

Proyek ini mendapat dukungan penuh dari Institute of Noetic Sciences, sebuah organisasi yang pernah disinggung Dan Brown dalam Novelnya, The Lost Symbol.

Mengenai tujuan dari eksperimen ini, Roger Nelson menyatakan kalau eksperimen ini dapat memberikan "Sebuah pemahaman yang sangat penting mengenai perilaku manusia dalam skala yang lebih besar yang berpotensi untuk membantu kita membentuk masa depan yang lebih baik dan kredibel."

Setelah Global Conciousness Project dibentuk, paling tidak terdapat 65 tempat di seluruh dunia yang menampung mesin REG yang hasilnya terus ditransmisikan ke Princeton.

Selama esperimen berlangsung, para peneliti terkagum-kagum ketika menemukan mesin REG tersebut berhasil "merasakan" peristiwa-peristiwa besar yang terjadi di seluruh dunia.

Ketika malam tahun baru tiba, mesin itu akan menghasilkan spike, menunjukkan kalau ia merasakan sukacita yang terjadi di seluruh dunia.

Ketika pasukan NATO menyerang Yugoslavia dengan serangan bom, spike kembali muncul.

Begitu juga ketika kapal selam Kursk milik Rusia tenggelam, ketika terjadi sengketa hasil pemilu Amerika Serikat tahun 2000 dan ketika Barack Obama terpilih menjadi presiden.

Tentu saja, ketika Roger Nelson pertama kali meneliti fenomena ini, ia hanya berasumsi kalau output mesin itu akan berubah ketika sebuah kesadaran global terbentuk akibat peristiwa yang telah terjadi.

Namun, pada tanggal 11 September 2001, ia menemukan sebuah misteri yang cukup mengejutkan.

Mesin itu ternyata bisa "merasakan" sebuah peristiwa besar beberapa jam sebelum terjadi!

Dengan kata lain, mesin itu meramalkan terjadinya peristiwa tersebut.

Seperti yang kita ketahui bersama, pada tanggal 11 September 2001, menara kembar WTC dan Pentagon di Amerika Serikat diserang dan korban tewas diperkirakan mencapai 3.000 orang.

Empat jam sebelum serangan tersebut, mesin REG menunjukkan sebuah spike!

Bukan hanya itu, pada bulan Desember 2004, mesin itu kembali menjadi liar. Spike bermunculan di grafik yang dihasilkannya. 24 jam kemudian, sebuah gempa besar terjadi di samudera Hindia yang kemudian menyebabkan tsunami Asia yang membunuh seperempat juta orang.

Hasil ini mengejutkan karena mungkin mesin ini telah mengkonfirmasikan teori mengenai kemampuan precognitive (mengetahui apa yang akan terjadi) manusia! Sebagian peneliti memang percaya kalau pikiran bawah sadar manusia sebenarnya mampu "merasakan" peristiwa yang akan terjadi.

Dengan demikian, ada dua pertanyaan yang berusaha dijawab oleh eksperimen ini.

Pertama, Apakah pikiran (kolektif) manusia mampu mempengaruhi sebuah benda fisik (Mind over matter)?

Dan kedua, Apakah manusia benar-benar memiliki kemampuan untuk mengetahui peristiwa yang akan terjadi?

Tentu saja, kedua pertanyaan ini akan sangat sulit dijawab karena selama ini para ilmuwan lebih sering menolak untuk terlibat dalam dua hal tersebut.

Menurut Dr.Nelson:
"Hal ini benar-benar membuat kami terheran-heran. Kami sedang berada dalam proses untuk mencari tahu apa yang sesungguhnya sedang terjadi disini. Sekarang, kami seperti sedang menusuk di dalam kegelapan."

"Jika melakukan kesalahan, kami sangat bersedia dikoreksi. Namun sampai saat ini kami belum menemukan satupun. Demikian juga dengan orang lain."
Mengenai pertanyaan pertama, Mark Pilkington, seorang jurnalis untuk majalah Fortean Times berkata: "Otak manusia sebenarnya mirip dengan peralatan listrik. Jadi wajar saja kalau ia bisa mempengaruhi medan magnet atau peralatan listrik lainnya."

Prof.Chris French, seorang psikolog di Goldsmith College di London juga setuju.
"Global Consciousness Project telah memberikan hasil yang menarik yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Saya sendiri sedang terlibat dalam eksperimen serupa dan saya ingin melihat apakah saya mendapatkan hasil yang sama."
Pernyataan ini cukup menarik mengingat Prof.French adalah seorang skeptis.

Mengenai kemampuan REG untuk meramal, ia berkata; "Anehnya, tidak ada satupun hukum fisika yang menolak kemungkinan melihat masa depan."

Tetapi, tidak semua peneliti sependapat. Ada yang menganggap kalau Dr.Nelson telah memilah-milah data dan hanya melihat data yang diinginkannya. Efek ini disebut Confirmation Bias dan memang biasa terjadi, terutama dalam kasus ramal-meramal.

Dalam kasus peristiwa 11 September, beberapa hari sebelum peristiwa tersebut terjadi, grafik di REG sebenarnya menunjukkan adanya fluktuasi serupa. Namun fluktuasi ini tidak disinggung oleh Dr.Nelson karena pada hari itu tidak terjadi sesuatu yang istimewa. Hal inilah yang dianggap sebagai bias bagi para skeptis yang menolak hasil eksperimen ini.

Lagipula, jika memang mesin itu bisa menangkap perubahan-perubahan dalam pikiran umat manusia, mengapa banyak peristiwa besar di dunia tidak bisa "dirasakan" oleh mesin tersebut?

Roger Nelson juga mengakui kurangnya bukti untuk mendukung hipotesisnya.
"Saya ingin menegaskan kembali kalau saya suka dengan ide mengenai kesadaran global. Namun ide ini memang masih sebatas spekulasi. Saya tidak ingin mengklaim kalau statistik dan grafik yang dihasilkan adalah bukti adanya kesadaran global. Namun, di pihak lain, kami memiliki bukti kuat kalau terjadi anomali pada data yang seharusnya acak. Anomali ini memiliki korelasi dengan ekspektasi orang-orang mengenai sebuah peristiwa yang penting baginya."
Bagaimanapun juga Dr.Nelson tetap optimis, namun tidak untuk jangka pendek.
"Mungkin kami bisa memprediksikan sebuah peristiwa besar yang akan terjadi. Namun kami tidak bisa mengetahui dengan pasti apa dan dimana peristiwa itu akan terjadi."
"Dengan kata lain - kami belum memiliki mesin yang bisa kami jual ke CIA."
Dr.Nelson kemudian memberikan sedikit filosofi mengenai eksperimen ini.
"Kita selalu diajarkan untuk menjadi monster yang individualistik. Kita didorong oleh lingkungan kita untuk memisahkan diri dari yang lainnya. Hal itu tidak baik."

"Ada kemungkinan kalau kita sebagai manusia sebenarnya terhubung dengan yang lainnya lebih erat daripada yang kita sadari."
Benar sekali.

Namun, untuk membuktikan keberadaan "kesadaran global" yang bisa mempengaruhi sebuah mesin atau meramal peristiwa masa depan, mungkin kita masih butuh waktu dan penelitian yang lebih panjang. Dan untuk itu kita bersyukur untuk peneliti seperti Dr.Roger Nelson.

Baca juga: Precognitive dream dan Telekinesis.

(noosphere.princeton.edu, redorbit.com, hubpages.com, skepticnews.com)